Intiplah!

IP

Rabu, 27 Mei 2009

investasii .

PENGARUH INVESTASI TERHADAP PENGANGGURAN

Investasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengangguran. Pada makalah kali ini akan dibahas mengenai pengaruh investasi terhadap pengangguran di Indonesia.
Investasi adalah penanaman modal atau pembentukan modal. Pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi adalah pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi residential. Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga. Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga. Investasi selain juga dapat menambah penghasilan seseorang juga membawa risiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia), ketertiban hukum, dan lain-lain.


Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
pengganguran (underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan. Sepuluh juta pengangguran terbuka berarti sekitar separo dari penduduk Malaysia.
Pengangguran itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.
Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.

Penurunan tingkat pengangguran membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta kemampuan ekonomi yang makin luas dalam menciptakan lapangan kerja. Ini menuntut kebijakan dengan fokus yang tajam, institusi yang kuat, kerja yang keras, serta kesadaran dan kesabaran yang memadai agar masalah pengangguran tertangani secara berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga karena impor barang dan jasa yang meningkat tinggi sebagai respons terhadap dorongan investasi yang cukup kuat.
Perekonomian Indonesia harus diupayakan tumbuh berturut-pesat. Kuncinya pada dorongan investasi yang harus meningkat tinggi dan berkelanjutan.
Rencana tindak dari upaya peningkatan investasi telah diupayakan dalam perekonomian Indonesia. Titik-titik kelemahan investasi yang sering dikeluhkan oleh dunia usaha antara lain masalah perizinan, perpajakan, kepabeanan, kepastian hukum, peraturan-peraturan daerah yang menghambat, infrastruktur, dan iklim ketenagakerjaan, hendaknya segera ditangani.
Di sini kecepatan dalam membenahi iklim investasi dan daya tarik yang dihasilkannya sangat menentukan respons penanaman modal dengan persaingan yang ketat antarnegara untuk menarik investasi.
Lebih menyeluruh lagi, pembenahan pada sektor riil akan meningkatkan daya tarik ekonomi lebih besar yang pada gilirannya akan mendorong sektor perbankan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Kualitas pertumbuhan, baik bagi penciptaan lapangan kerja maupun pengurangan kemiskinan, dan pengangguran juga didorong melalui berbagai program pembangunan.
Dengan investasi yang cukup berperan dalam mengurangi pengangguran, justru lebih banyak berperan dalam perekoniam Indonesia. Sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi sangatlah besar. Pertumbuhan ekonomi banyak ditopang oleh kegiatan konsumtif, bukan kegiatan investasi yang produktif. Kiranya pertumbuhan ekonomi ini dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi yang semu, artinya meskipun pertumbuhan ekonomi cukup tinggi ternyata belum mampu untuk mengatasi problem utama ekonomi yakni kemiskinan dan pengangguran. Pertumbuhan ekonomi akan banyak ditopang oleh kegiatan konsumtif dan investasi pada sektor non tradable. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi semacam ini (pertumbuhan ekonomi semu) tidak akan banyak berpengaruh dalam menekan tingkat pengangguran dan angka kemiskinan secara efektif. Sebab kegiatan konsumtif dan investasi non tradable tidak banyak menciptakan lapangan pekerjaan yang merupakan persoalan utama dalam ekonomi selain masalah kemiskinan.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

3.1 Seharusnya dengan adanya investasi atau penanaman modal tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh perekonomian Indonesia. Dengan adanya investor-investor yang menanamkan modalnya di Indonesia, maka hal tersebut membuka peluang kesempatan kerja bagi para pengangguran. Namun sepertinya hal tersebut belum terlaksana dengan baik, sampai dengan saat ini masih banyak terdapat pengagguran dimana-mana.

3.2 Sebaiknya pemerintah mengambil sikap dalam mengatasi pengangguran ini, ,perlu dilakukan beberapa langkah , Pertama, pengembangan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.
Kepribadian yang matang, dinamis dan kreatif memiliki tujuan dan visi yang jauh ke depan, berani mengambil tantangan serta mempunyai pemikiran yang benar. Itu merupakan tuntutan utama dan mendasar di era globalisasi dan informasi yang sangat kompetitif dewasa ini dan di masa-masa mendatang.
Perlu diyakini oleh setiap orang, kesuksesan yang hakiki berawal dari sikap mental kita untuk berani berpikir dan bertindak secara nyata, tulus, jujur matang, sepenuh hati, profesional dan bertanggung jawab. Kebijakan ini dapat diimplementasikan menjadi gerakan nasional melalui kerja sama dengan lembaga pelatihan yang kompeten untuk itu
Kedua, segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun keuangan (finansial).
Ketiga, segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embrio mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya. Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaaan lembaga itu dapat disusun dengan baik.
Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Itu semua perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Kelima, mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat. Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan bahan non-organik yang dapat didaur ulang.
Sampah sebagai bahan baku pupuk organik dapat diolah untuk menciptakan lapangan kerja dan pupuk organik itu dapat didistribusikan ke wilayah-wilayah tandus yang berdekatan untuk meningkatkan produksi lahan. Semuanya mempunyai nilai ekonomis tinggi dan akan menciptakan lapangan kerja.
Keenam, mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapat disebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu dapat di bawah lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung kondisinya.
Ketujuh, segera mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelola lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif dan remuneratif.
Hal-hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umurnya penganggur terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dan sebagainya.
Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.

3.3 Angkatan kerja terdidik dipengaruhi secara signifikan oleh penduduk usia produktif, upah, dan kebijakan otonomi daerah. Sedangkan angkatankerja tidak terdidik dipengaruhi secara nyata oleh migrasi, penduduk usia non-produktif, upah, dan kebijakan otonomi daerah.
Penyerapan tenagakerja dipengaruhi secara signifikan oleh pendapatan sektor industri. Penyerapan tenagakerja dipengaruhi secara signifikan oleh investasi dan pengangguran. Penyerapan tenagakerja tidak terdidik dipengaruhi secara nyata oleh upah, investasi, serta kebijakan otonomi daerah.
Pengangguran dipengaruhi secara nyata oleh angkatankerja (terdidik dan tidak terdidik), penyerapan tenagakerja (terdidik dan tidak terdidik), dan kebijakan otonomi daerah. Terdapat kecenderungan bahwa pengangguran tidak terdidik bersifat inert.
Perekonomian Indonesia harus diupayakan tumbuh berturut-pesat. Kuncinya pada dorongan investasi yang harus meningkat tinggi dan berkelanjutan.
Rencana tindak dari upaya peningkatan investasi telah diupayakan dalam perekonomian Indonesia. Titik-titik kelemahan investasi yang sering dikeluhkan oleh dunia usaha antara lain masalah perizinan, perpajakan, kepabeanan, kepastian hukum, peraturan-peraturan daerah yang menghambat, infrastruktur, dan iklim ketenagakerjaan, hendaknya segera ditangani.
Di sini kecepatan dalam membenahi iklim investasi dan daya tarik yang dihasilkannya sangat menentukan respons penanaman modal dengan persaingan yang ketat antarnegara untuk menarik investasi.
Lebih menyeluruh lagi, pembenahan pada sektor riil akan meningkatkan daya tarik ekonomi lebih besar yang pada gilirannya akan mendorong sektor perbankan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Kualitas pertumbuhan, baik bagi penciptaan lapangan kerja maupun pengurangan kemiskinan, dan pengangguran juga didorong melalui berbagai program pembangunan.
Dengan investasi yang cukup berperan dalam mengurangi pengangguran, justru lebih banyak berperan dalam perekoniam Indonesia. Sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi sangatlah besar. Pertumbuhan ekonomi banyak ditopang oleh kegiatan konsumtif, bukan kegiatan investasi yang produktif. Kiranya pertumbuhan ekonomi ini dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi yang semu, artinya meskipun pertumbuhan ekonomi cukup tinggi ternyata belum mampu untuk mengatasi problem utama ekonomi yakni kemiskinan dan pengangguran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar