Intiplah!

IP

Rabu, 27 Mei 2009

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

LINGKUNGAN PELAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan wajib (statutory financial report) merupakan produk ligkungan pelaporan keuangan yang paling penting. Informasi dalam laporan keuangan dinilai relatif berdasarkan (1) kebutuhan informasi dari pengguna laporan keuangan dan (2) sumber informasi alternatif seperti data ekonomi dan industri, laporan analsis, dan pengungkapan sukarela manager. Faktor-faktor utama tersebut adalah prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum (GAAP), motivasi manager, mekanisme pengawasan dan pelaksanaan, badan pengatur, sifat industri, dan sumber informasi lain.

2.1.1 Laporan Keuangan Wajib

Berikut akan dijelaskan tiga kategori dalam:laporan keuangan wajib, antara lain :

  1. Laporan Keuangan

Laporan ini sering kali digunakan untuk memublikasikan produk, jasa, dan pencapain perusahaan kepada pemegang saham dan pihak lain. dokumen wajib yang serupa dengan laporan tahunan adalah Form 10-K, yang harus diserahkan perusahaan publik kepada SEC. Ketika menganalisis informasi kuartalan, perlu dipahami dua faktor berikut:

Ø musim (seasonality). saat memeriksa tren/kecenderungan, harus dipertimbangkan dampak musim. Misalnya, perusahaan ritel menghasilkan pendapatan laba yang tinggi pada kuartal keempat tahun kalender.

Ø penyesuain akhir tahun (year-end adjustment). Perusahaan sering kali membuat penyesuain (misalnya, penghapusan persedian) pada kuartal terakhir.

  1. Pengumuman Laba.

Perusahaan sering kali mempublikasikan ringkasan informsi penting lebih dulu melalui pengumuman laba (earnings announcement). Pengumuman laba memberikan ringkasan informasi penting mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan baik untuk periode kuartalan maupun tahunan. Informasi rinci pada laporan keuangan dapat dianalisis untuk memberikan gambaran mengenai kinerja dan prospek perusahaan masa datang yang tidak dapat diperoleh dari ringkasan informasi saat pengumuman laba.

  1. Laporan Wajib Lainnya

Selain laporan keuangan, perusahaan harus membuat laporan lain yang diwajibkan SEC. Beberapa laporan pnting merupakan laporan proksi (proxy statement), yang harus dikirim bersamaan dengan undangan rapat pemegang saham tahunan; Form 8-K, yang berisi laporan mengenai kejadian yang tidak biasa seperti perubahan audtor; dan prospektus (prospectus).

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Laporan Keuangan Wajib

Berikut akan dijelaskan pihak-pihak yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain :

  1. Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum (GAAP)

Laporan keuangan dibuat berdasarkan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles-GAAP), yang merupakan aturan dan panduan akutansi keuangan. Definisi GAAP. GAAP merupakan kumpulan standar, pengumuman, pendapat, interpretasi, dan panduan praktik.dari sudut pandan analisis, jenis aturan dan panduan akutansi yang paling penting adalah:

Ø Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Accounting Standard-SFAS) merupakan aturan dan interprestasi pada SFAS dibuat oleh FASB setelah melalui proses pengesahan dan termasuk kedalam hukum akuntansi.

Ø Opini Badan Prinsip Akuntansi (Accounting Princples Board-APB Opinion ) APB Opinion tetap digunakan sebagai standar kecuali jika digantikan oleh pengumuman berikutnya dari FASB.

Ø Buletin penelitian akutansi (accounting research bulletin-ARB). ARB merupakan pendahuluan dari APB opinion.

Ø Pengumuman pendahuluan AICPA (AICPA Pronouncement). Aicpa memiliki peran sebagai pengarah dalam penetapan standar.

Ø Bulletin EITF (EITF Bulletin). Buletin ini dipublikasikan oleh tim satuan kerja FSAB.

Ø Praktik Industri (industry practices). Praktik industri dapat digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi tingkat konservatisme atau agresivitas dari kebijakan akutansi suatu perusahaan,

Penetapan Standar Akutansi. Penetapan standar akutansi di amrka serikat berbeda dengan banyak negarra lain merupakan tanggung jawab dari pihak swasta bersama dengan profesi akutansi.

Peran Securities and Exchange Commission (SEC). badan pengawas pasar modal AS, SEC, merupakan badan independen, sepauh berbentuk badan pemerintah yang mengeluarkan undang-undang pasar modal tahun 1993 dan 1994. SEC dapat mengganti, memodifikasi, atau membuat pelaporan keuangan dan persyaratan pengungkapan baru. Badan ini dapat dipandang sebagai otoritas tertingggi dalam pelaporan keuangan.

International Accounting Standards. Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards-IAS) merupakan standar yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Boards (IASB), yang merupakan badan perwakilan dari akuntan dan pihak terkait lain dari berbagai negara.

  1. Manajer

Pihak yang paling bertanggung jawab atas laporan keuangan yang wajar dan akurat adalah manajer. Penilaian manajer dilakukan karena standar akuntansi sering kali memungkinkan manajer untuk memilih di antara alternatif metode akuntansi dan juga karena estimasi diperlukan untuk dapat menghitung angka akuntansi.Penilaian pada akuntansi keuangan dapat melibatkan ’kebebasan mannajerial’ (managerial discretion). Namun dalam praktiknya, banyak manajer yang menyalahgunakan kebebasan itu untuk melakukan manajemen laba dalam mempercantik laporan keuangan. Manajemen laba (earnings management) ini dapat mengurangi tingkat keprcayaan atas proses pelaporan. Biasanya manajer akan menolak standar yang : (1) mengurangi laba yang dilaporkan ; (2) meningkatkan fluktuasi laba; atau (3) mengungkapkan informasi kompetetif mengenai segmen, produk, atau rencana tertentu.

2.1.3 Mekanisme Pengawasan dan Pelaksanaan.

1. Securities and exchange commission.

SEC memainkan peranan aktif dalam memonitor pelaksanaan standar akuntansi. Semua perusahaan publik harus menyerahkan laporan keuangan yang telah di audit (laporan 10-K dan 10-Q) untuk SEC.

2. Auditor

Inti dari laporan auditor adalah pendapat atau opini audit. Auditor dapat memberikan (1) pendapat wajar tanpa pengecualian, (2) pendapat dengan satu atau beberapa pengecualian, (3) menolak memberikan pendapat.

3. Tata Kelola Perusahaan (corporate governance).

Salah satu mekanisme pengawasan laporan keuangan penting adalah tata kelola dalm perusahaan. Seorang analisis perlu mempelajari mekanisme tata kelola perusahaaan yang ada. Tata kelola yang memungkinkan kualitas laba dan akuntansi yang juga tidak baik..

4. Tuntunan Hukum (Litigation).

Pengawasan penting atas manajer (dan juga auditor) adalah ancaman tuntunan hukum. Ancaman tuntunan hukum ini mempengaruhi manajer untuk memilih praktik pelaporan engungkapan wajib dan sukarela yang lebih bertanggung jawab.

2.1.4 Sumber Informasi Alternatif.

  1. Informasi Ekonomi, industri, dan perusahaan.

Investor menggunakan informasi ekonomi dan industri untuk memperbarui ramalan perusahaan. Dampak informasi ekonomi berbeda untuk tiap inustri dan perusahaan tergantung dari sejauh mana laba dan resiko perusahaan terkait dengan berita tersebut. Sebagai tambahan, informasi khusus mengenai perusahaan mempengaruhi perilaku pemakai-sebagai contoh berita mengenai akuisisi, divestasi, perubahan manjer, dan perubahan auditor.

  1. Pengungkapan Sukarela (Volountary Disclosure).

Pengungkapan sukarela oleh manajer merupakan sumber informasiang semakin penting. Katalisator pening bagi pengungkapan sukarela adalh Safe harbor Rules. Aturan ini memberikan proteksi hukum atas kesalahan manajer yang tidak disengaja dalam memberikanpengungkapan sukarela.

  1. Perantara Informasi (Information Intermediries).

Perantara informasi, atau analisis, memainkan peranan penting dan unik dalam pelaporan keuangan. Di satu sisi, analisis mencerminkan suatu kelompok pemakai yang terpelajar dan aktif. Di sisi lain, analisis merupakan sumber informasi alternatif yang penting. Perantara informasi mencerminkan suatu industri yang terlibat dalam pengumpulan, pemrosesan, interpetasi, dan pemilihan informasi mengenai prospek keuangan suatu perusahaan. Mereka dianggap melakukan satu atau lebih dari empat fuungsi berikut :

1. pengumpulan informasi

2. interpretsi infoormasi

3. analisis prospektif

4. rekomendasi.

2.2 SIFAT DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

2.2.1 Tujuan Akuntansi Keuangan

  1. Pertanggungjawaban

Konsep pertanggungjawaban (stewardship) telah mendominasi laporan keuangan selama bertahun—tahun. Dipandang dari perspektifini, manajer merupakan penanggung jawab atas penjagaan aktva, peningkatan kekayaan ekuitas investor, dan perlindungan terhadapkreditor.

  1. Informasi untuk pengambilan keputusan.

Perubahan dalm akuntansi menjadi perspektif informasi (information perspective) praktis menekan informasi yang relevan untuk keputusan usaha, dan lebih menekankan standar akuntansi sebagai alat prediksidan kegunaanya dalam pengambilan keputusan dibanding alat pengukurtanggung jawab dan kinerja.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Penting

Hal ini mencangkup pemahaman prinsip yang mendasari pengukuran aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.

  1. Jurnal Berpasangan

Prinsip jurnal berpasangan atau jurnal ganda (double entry) mendasari fungsi pencatatan akuntansi. Memahami akuntansi jurnal berpasangan membantu analisis laporan keuangan karena akan membantu rekonstruksi transaksi usaha. Sistem jurnal berpasangan ini menggunakan dua catatan atas setiap transaksi usaha.

  1. Biaya Historis

Sistem akuntansi bertujuan untuk melaporkan informasi yang wajar dan objektif . karena nilai aktiva yang diperoleh melalui transaksi tawar-menawar yang wajar (arm’s length) biasanya wajar dan objektif, biaya historis (historical cost) dari transaksi aktual ini biasanya disajikan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, meskipun kadang kita menyesuaikan nilai biaya historis, kita mengakui bahwa biaya historis merupakan hasil kompromi antara relevansi dan keandalan.

  1. Akuntansi Akrual

Akuntansi modern menerapkan basis akrual sebagai pengganti basis arus kas yang lebih tradisional. Berdasarkan akuntansi akrual (accrual accounting), pendapatan diakui saat dihasilkan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan penerimaan atau pembayaran kas.

  1. Pengungkapan Penuh

Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle) mengharuskan informasi yang disajikan pada laporan keuangan mencerminkan keseimbangan antara penyajian (1) cukup rinci sehingga informasi dapat mengubah keputusan (atau relevan) dan (2) cukup ringkas dan sederhana sehingga informasi dapat dipahami dan hemat biaya.

  1. Materialitas

Materialitas (matriality), menurut FASB, merupakan ”sejauh mana kelalaian mencantumkan atau salah saji informasi akuntansi yang, dengan memperhatikan situasi, memungkinkan penilaian seseorang yang menggunakan informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh dengan kelalaian atau salah saji tersebut.

  1. Konservatisme

Konservatisme mengurangi tingkat keandalan dan relevansi informasi akuntansi melalui dua cara. Pertama, konservatisme menyajikan aktiva dan laba terlalu rendah. Kedua, konservatisme menyebabkan penundaan pengakuan kabar baik pada laporan keuangan, namun secepatnya mengakui kabar buruk.

2.2.3 Keterbatasan Informasi Laporan Keuangan

Ramalan, laporan. Dan rekomendasi analis bersama dengan sumber informasi alternatif lain merupakan pesaing utama informasi akuntansi. Apakah keunggulan dari sumber alternatif ini? Paling tidak ada tiga hal yaitu :

  1. Tepat waktu.

Laporan keuangan dibuat paling sering setiap kuartal dan biasanya dipublikasikan tiga sampai enam pekan setelah akhir kuartal.

  1. Frekuensi.

Frekuensi terkait erat dengan tepat waktu. Laporan keuangan dibuat secara berkala, biasanya tiap kuartal.

  1. Orientasi ke masa depan.

Sumber informasi alternatif, khususnya laporan dan ramalan analis, menggunakan informasi yang berorientasi ke masa depan.

2.3 AKRUAL-DASAR AKUNTANSI KEUANGAN

Laporan keuangan utamanya dibuat berdasarkan basis akrual. Standar akuntansi mengharuskan kosep akrual. Para pendukung basis ini yakin bahwa akuntansi akrual lebih uanggul dibandingkan akuntansi bebasis kas, baik untuk mengukur kinerja maupun kondisi keuangan. Statement of Financial Accounting Concept No. 1 menyatakan bahwa ”Informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual biasanya memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasikan arus kas saat ini dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan informasi yang dibatasi oleh aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran kas”.

2.3.1 Kerangka Akuntansi Akrual

1 Konsep Akrual

Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan mengakui pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan apakah terdapat arus kas pada saat yang bersamaan. Penyesuaian akrual dicatat setelah membuat asumsi dan estimasi yang layak, tanpa mengorbankan keandalan informasi akuntansi secara material. Karenanya, penilaian merupakan bagian terpenting dari akuntansi akrual, serta mekanisme aturan dan institusi yang diciptakan untuk memastikan kendalannya.

2. Akrual dan Arus Kas

Untuk melihat hubungan antara akrual dan arus kas penting untuk mengenali beberapa jenis arus kas. Arus kas operasi mengacu pada kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan. Arus kas bebas mencerminkan dampak tambahan investasi dan divestasi terhadap aktiva operasional.

  1. Akrual Akrual Mengurangi Masalah Ketepatan Waktu dan Pengaitan.

Perbedaan antara akuntansi akrual dan akuntansi kas merupakan masalah tepat waktu dan pengaitan. Akuntansi akrual mengatasi masalah tepat waktu maupun pengaitan yang selalu terdapat pada akuntansi kas. Masalah ”tepat waktu” (timing) mengacu pada arus kas yang tidak selalu terjadi bersamaan dengan aktivitas usaha yang menghasilkan kas tersebut.

  1. Proses Akrual-Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan Beban.

Akuntansi akrual memiliki pengaruh khusus terhadap laporan laba rugi melalui pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut

Ø Pengakuan pendapatan. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasi saat memperoleh kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan dapat direlisasi saat memperoleh aktiva (biasanya piutang) yang dapat siubah menjadi kas atau setara kas, dari penyerahan barang dan jasa.

Ø Pengaitan beban. Proses pengaitan ini berbeda untuk dua jenis beban. Beban yang berasal dari produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk (product costs), dan diakui saat produk atau jasa diserahkan.

  1. Akrual Jangka Pendek dan Jangka Panjang.

Akrual jangka pendek (short-term accruals) mengacu pada perbedaan waktu yang pendek antara laba dan arus kas. Akrual ini menyebabkan adanya pos modal kerja pada neraca (aktiva lancar dan kewajiban lancar) serta disebut juga aktual modal kerja (working capital accrual). Akrual jangka panjang (long-term accrual) disebabkan oleh kapitalisasi. Kapitalisasi aktiva merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode kini karena manfaatnya diharapkan terjadi pada periode masa depan.

2.3.2 Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Akrual

Berikut akan dibahas kelebihan dan kekurangan konseptual serta empiris akuntansi akrual terhadap akuntansi kas dalam pengukuran kinerja dan peramalan arus kas masa depan.

  1. Relevansi Akuntansi Akrual

Relevansi Konseptual Akuntansi Akrual. Baik akrual jangka pendek maupun jangka panjang penting bagi relevansi laba dibandingkan dengan arus kas seperti penjelasan berikut :

Ø Relevansi akrual jangka pendek. Akrual jangka pendek memperbaiki relevansi akuntansi dengan cara mencatat pendapatan dan beban saat terjadi.

Ø Relevansi akrual jangka panjang. Untuk melihat penggunaan akrual jangka panjang, ingat bahwa arus kas bebas dihitung dengan mengurangkan investasi pada aktiva operasi jangka panjang dari arus kas operasi.

Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas kinerja dan kondisi keuangan suatu perusahaan , dan untuk memprediksi arus kas masa depan

Ø Kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan dan pengaitan biaya menghasilkan angka laba yang lebih unggul dibandingkan arus kas untuk mengevaluasi kinerja keuangan.

Ø Kondisi keuangan. Sistem akuntansi berdasarkan arus kas menghasilkan neraca yang tidak dapat mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan.

Ø Prediksi arus kas masa depan. Arus kas ini bukan merupakan alat prediksi arus kas masa depan yang terbaik. Namun, laba akrual merupakan prediksi arus kas masa depan yang lebih baik.

  1. Relevansi Empiris Akuntansi Akrual.

Kritik atas akuntansi akrual menekankan rendahnya keandalan akrual dibandingkan dengan arus kas yang dianggap lebih andal. Para pendukung akrual menyatakan bahwa relevansi tambahan akuntansi akrual dapat menjadi kompensasi rendahnya keandalan tersebut.

2.4 PENGANTAR ANALISIS AKUNTANSI KEUANGAN

Analisis akuntansi merupakan persyaratan penting bagi analisis keuangan yang efektif. Pada bagian ini, akan dijelaskan pentingnya analisis akuntansi, termasuk mengidentifikasi sumber distorsi akuntansi dan pembahasan kebutuhan penting untuk melakukan analisis. Juga dikenalkan dua konsep laba alternatif yang penting dalam analisis. Kemudian akan dibahas manajemen, motifasi dan strateginya, serta implikasinya terhadap analisis.

2.4.1 Kebutuhan akan Analisis Akuntansi

Kebutuhan akan analisis akuntansi disebabkan dua alasan. Pertama, akuntansi memperbaiki akuntansi kas dengan mencerminkan aktivitas usaha pada waktu yang lebih tepat.

  1. Distorsi Akuntansi

Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan dari informasi yang dilaporkan pada laporan keuangan terhadap relitas usaha sebenarnya. Distorsi ini timbul dari sifat akuntansi akrual yang meliputi standar, kesalahan estimasi, keseimbangan antara relevan dan andal, serta kebebasan dalam aplikasinya.

  1. Tujuan Analisis

Kebutuhan informasi pemakai berbeda berdasarkan tujuan dan analisis mereka. Pada analisis ekuitas, informasi akuntansi harus memberikan gambaran yang tidak bias mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Informasi ini juga harus memfasilitasi perhitungan potensi laba perusahaan di masa depan

2.4.2 Manajemen Laba

Manajemen laba dapat didefinisikan sebagai ”intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi” (Schipper, 1989). Manajemen laba dapat berupa ”kosmetik”, jika manajer memanipulasi akrual yang tidak memiliki konsekuensi arus kas. Manajemen laba juga dapat ”murni” jika manajer memilih tindakan dengan konsekuensi arus kas dengan tujuan mengubah laba.

  1. Strategi Manajemen Laba

Terdapat tiga jenis strategi manajemen laba, antara lain :

Ø Meningkatkan Laba (Increasing Income). Salah satu strategi manajemen laba adalah meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik.

Ø Mandi Besar (Big Bath). Strategi ini dilakukan melalui penghapusan sebanyak mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang buruk (sering kali pada masa resesi di mana perusahaan lain juga melaporkan laba yang buruk) atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen, merger, atau restrukturisasi.

Ø Penataan laba (Income Smoothing). Perataan laba merupakan bentuk umum manajemen laba. Pada strategi ini, manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya.

  1. Motivasi Melakukan Manajemen Laba

Motivasi melakukan manajemen laba biasanya dilatari oleh hal-hal sebagai berikut :

Ø Intensif Perjanjian. Banyak perjanjian yang menggunakan angka akuntansi. Misalnya manajer tidak mendapat bonus jika laba lebih rendah dari batas bawah dan tidak mendapatkan bonus tambahan saat laba lebih tinggi dari batas atas.

Ø Dampak Harga Saham. Intensif manajemen laba lainnya adalah potensi dampak terhadap harga saham. Misalnya, manajer dapat meningkatkan laba untuk menaikkan harga saham perusahaan sementara sepanjang satu kejadian tertentu seperti merger yang dilakukan atau penawaran surat berharga, atau rencana untuk menjual saham atau melaksanakan opsi.

Ø Intensif lain. Terdapat beberapa alasan manajemen laba lainnya. Laba sering kali diturunkan untuk menghindari biaya politik dan penelitian yang dilakukan badan pemerintah misalnya untuk ketaatn undang-undang antimonopoli dan IRS.

  1. Mekanisme Manajemen Laba

Mekanisme manajemen laba antara lain sebagai beriku :

Ø Pemindahan Laba. Pemindahan laba merupakan manajemen laba dengan memindahkan laba dari satu periode ke periode lainnya. Pemindahan laba dapat dilakukan dengan mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan atau beban. Contoh pemindahan laba adalah sebagai berikut :

Ø Mempercepat pengakuan pendapatan dengan membujuk distributor atau pedagang untuk membeli kelebihan peroduksi pada akhir tahun fiskal.

Ø Menunda pengakuan beban dengan mngkapitalisasi beban dan mengamortisasi sepanjang periode masa depan.

Ø Memindahkan beban pada eriode beriku dengan mengadopsi metode akuntansi tertentu.

Ø Membuat biaya yang terjadi hanya satu waktu tertentu seperti penurunan nilai aktiva dan biaya restrukturisasi pada periode antara.

  1. Manajemen Laba melali Klasifikasi.

Laba juga dapat ditentukan dengan secara khusus mengklasifikasikan beban (dan pendapatan) pada bagian tertentu laporan laba rugi. Bentuk umum dari manajemen laba melalui klasifikasi adalah memindahkan beban di bawah garis, atau melaporkan beban pada pos luar biasa dan tidak berulang sehingga tidak dianggap penting oleh analis.

  1. Implikasi Manajemen Laba terhadap Analisis Laporan Keuangan

Karena manajemen laba mendistorsi laporan kuangan, identifikasi dan membuat penyesuaian manajemen laba menjadi tugas penting dalam analisis laporan keuangan. Namun, meskipun kekhawatiran mengenai manajemen laba meningkat, namun manajemen laba tidak tersebar sejauh yang diasumsikan.

2.4.3 Evaluasi Kualitas Laba

Banyak analis mendefinisikan kualitas laba sebagai sejauh mana perusahaan mengaplikasikan konservatisme perusahaan dengan kualitas laba tinggi diharapkan memiliki rasio harga terhadap laba (price earning rato) yang lebih tinggi dibandingkan perusahaaan dengan kualitas laba rendah.

  1. Tahapan dalam Evaluasi Kualitas Laba.

Evaluasi kualitas laba mencangkup tahapan sebagai berikut :

Ø Identifikasi dan penilaian kebijakan akuntansi penting. Tahapan penting dalam evaluasi kualitas laba adalah mengidentifikasi kebijakan akuntansi penting yang dipilih perusahaan.

Ø Evaluasi tingkat fleksibilitas akuntansi. Penting untuk menilai tingkat fleksibilitas yang tersedia pada saat pembuatan laporan keuangan.

Ø Tentukan strategi pelporan. Menentukan strategi pelaporan yang diadopsi oleh perusahaan.

Ø Identifikasi dan menilai tanda bahaya. Satu tahap yang berguna dalam evaluasi kualitas laba adlah melihat tanda bahaya.

  1. Penyesuaian Laporan Keuangan

Beberapa penyesuaian umum laporan keuangan mencangkup :

Ø Kapitalisasi sewa guna operasi jangka panjang, dengan penyesuaian atas neraca dan laporan laba rugi.

Ø Pengakuan beban kompensasi berbasis saham untuk penentuan laba.

Ø penyesuaian beban tidak rutin seperti penurunan nilai aktiva dan biaya restrukturisasi.

Ø Kapitalisasi litbang jika diperlukan.

2.5 AUDIT DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2.5.1 Proses Audit

Analis harus mamahami implikasi pendapat audit terhadap pemakai laporan keuangan dan harus manghargai keterbatan pendapat serta implikasinya terhadap analisis laporan keuangan.

  1. Standar Auditing yang Berlaku Umum

Auditor biasanya melakukan audit sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum (generally accepted auditing standards-GASS). Standar audit merupakan alat pengukur untuk menilai kualitas prosedur audit.

  1. Prosedur Auditing

Tujuan utama audit laporan keuangan adalah untuk mengidentifikasi kesalahan dan penyimpangan, yang jika tidak terdeteksi aakan memberikan dampak material pada kewajaran penyajian dan kesesuaian laporan keuangan dengan GAAP.

2.5.2 Laporan Audit

Bahasa laporan audit telah direvisi untuk memperkecil jarak antara tanggung jawab ingin diasumsikan auditor dengan asumsi tanggung jawab auditor menurut kepercayaan masyarakat. Bahasa yang diinginkan tidak teknis dan lebih eksplisit menyatakan tanggung jawab yang diaumsikan kantor auditor, prosedur yang dilakukan dan kepastian yang diberikan.

  1. Jenis Kualifikasi Audit

Terdapat beberapa jenis kualifikasi yang dapat dinyatakan oleh auditor, antara lain sebagai berikut :

Ø Kualifikasi ”Kecuali untuk”

Kualifikasi ”kecuali untuk” (except for) mencerminkan pendapat atas laporan keuangan kecuali untuk suatu akibat yang berasal dari kondisi yang harus diungkapkan. Kualifikasi dapat berasal dari pembatasan lingkup audit, yang karena kondisi di luar jangkauan auditor atau karena pembatasan yang dilakukan oleh perusahaan yang diaudit, menghasilkan kegagalan untuk mendapatkan bukti yang objektif dan dapat diverifikasi.

Ø Pendapat Tidak Wajar

Auditor memberikan pendapat tidak wajar (adverse opinion) pada kasus di mana laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan hal ini memiliki dampak yang material terhadap kewajaran penyajian laporan.

2.5.3 Implikasi Analisis dari Auditing

Bagian berikut akan menjelaskan implikasi aktivitas auditing terhadap analisis.

  1. Implikasi Proses Audit terhadap Analisis

Auditing sebagian besar bersandar pada pendekatan penarikan sample (sampling) atas data dan informasi yang diaudit. Ukuran sample dibatasi oleh biaya praktik audit. Harus diingat bahwa terdapat beberap risiko jika kita bersandar pada hasil audit. Risiko ini terkait dengan beberapa faktor seperti (1) ketidakmampuan dan atau keengganan auditor untuk mendeteksi kecurangan pada tingkat tinggi dan untuk melakukan uji audit yang diperlukan untuk menangkap kecurangan ini, (2) ketidakmampuan auditor untuk menilai tingkat memburuknya situasi, (3) gambaran auditor mengenai sejauh mana tanggung jawab untuk mencari dan mengungkapkan, dan (4) kualitas audit secara keseluruhan.

  1. Implikasi Sandart Auditing terhadap Analisis Laporan Keuangan

Untuk bersandar pada laporan keuangan yang telah diaudit, analisis kita haus memperhatikan keterbatasan proses audit. Selanjutnya, Harus dipahami apa arti laporan audit. Akuntan publik menyatakan laporan keuangan yang disusun oleh manajemen telah ditelaah ulang dan memastikan laporan tersebut sesuai dengan catatan yang diaudit.

2.6 KUALITAS LABA

2.6.1 Penentu Kualitas Laba

Kebutuhan akan estimasi dan interprestasi pada akuntansi akrual telah membuat beberapa individu mempertanyakan tingkat keandalan seluruh pengukuran akrual. Bagian ini mempertimbangkan tiga faktor yang biasanya diidentifikasikan sebagai penentu kualitas laba, yaitu sebagai berikut :

  1. Prinsip akuntansi.

Salah satu penentu kualitas laba adalah kebebasan manajemen dalam memilih prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Kebebasan ini dapat bersifat agresif(optimis) atau konservatif

  1. Aplikasi akuntansi.

Penentu kulitas laba lainnya adalah kebebasan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

  1. Risiko usaha.

Penentu kualitas laba yang ketiga adalah hubungan antara laba dan risiko usaha. Hal ini mencangkup dampak siklus dan kekuatan usaha lain terhadap tingkat, stabilitas, sumber, dan variabilitas laba.

2.7 ANALISIS KUALITAS LABA PADA LAPORAN LABA RUGI

Penentu kualitas Laba yang penting adalah pilihan manjemen atas prinsip akuntansi dan aplikasinya. Bahasan ini membahas beberapa pilihan akuntansi atas pengeluaran yang penting untuk membantu kita menilai kualitas laba. Dan karenanya evaluasi pengeluaran ini mengacu pada analisis kualitas laba pada laporan laba rugi. Dua contoh penting misalnya :

  1. Beban Iklan. Sebagian besar pengeluaran untuk iklan memiliki dampak yang melampaui periode saat ini. Hal ini merupakan penyebab lemahnya hubungan antara pengeluaran iklan dengan kinerja jangka pendek.
  2. Beban penelitian dan pengembangan. Biaya penelitian dan pengembangan atau litbang (R&D) merupakan pengeluaran dalam laporan keuangan yang paling sulit untuk dianlisis dan diinterpretasi

2.8 ANALISIS KUALITAS LABA PADA NERACA

2.8.1 Konservatisme dalam Pelaporan Aktiva

Kita dapat menyatakan hal ini dalam suatu preposisi ”Jika aktiva dinyatakan terlalu tinggi, maka laba kumulatif dinyatakan terlalu tinggi”. Hal ini dapat dibuktikan karena laba tidak dikenakan beban yang diperlukan untuk menurunkan nilai aktiva menjadi nilai realisasinya.

2.8.2 Konsevatisme dalam Pelaporan Provisi dan Kewajiban

Analisis kita juga harus mencangkup proposisi yang terkait dengan nilai provisi dan kewajiban terhadap laba. Secara umum, dinyatakan ”Jika provisi dan kewajiaban dinyatakan terlalu rendah, maka laba kumulatif dinyatakan terlalu tinggi”. Hal ini dapat dibuktikan karena laba tidak dikenakan beban yang diperlukan untuk menaikkan nilai provisi dan kewajiban ke dalam nilai pasarnya


nama : Yandi Hernadi

npm : 120103070419

3 komentar: